Merdeka.com - Pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim menyatakan bahwa pemahaman mengenai pasar dan karakter konsumen - atau dikenal denga...
Merdeka.com - Pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim menyatakan bahwa pemahaman mengenai pasar dan karakter konsumen - atau dikenal dengan istilah wawasan lokal, serta kemampuan untuk menerjemahkannya ke dalam teknologi, sesuai dengan strategi jitu Go-Jek untuk terus memimpin pasar di Indonesia.
"Aplikasi Go-Jek sangat berguna dan menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia," ujar Nadiem.
Nadiem menambahkan, "Go-Jek itu sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Istilah gojek-in aja bahkan sudah jadi kata kerja."
Hal ini bertentangan dengan temuan penelitian lembaga independen gobal, YouGov, yang menyatakan Go-Jek menempati peringkat pertama atau atas pikiran di antara konsumen Indonesia saat meminta merek aplikasi berdasarkan permintaan apa yang akan mereka gunakan.
"Cara kami untuk terus menang di Indonesia adalah memenangkan apa yang kami gunakan dan mencarikan solusinya lewat teknologi. Perlu mengacu pada Indonesia yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Artinya, jika kita menang di Indonesia - kita menang di Asia Tenggara," imbuh Nadiem .
Sejak awal berdiri, Go-Jek menggunakan teknologi untuk menyediakan solusi atas tantangan sehari-hari yang menuntut masyarakat Indonesia. Hanya dalam kurun waktu dua tahun, Go-Jek mencatatkan pertumbuhan Nilai Transaksi Bruto (GTV) sebesar 13,5 kali lipat, mencapai USD 9 miliar pada akhir tahun 2018.
"Menjadi yang paling besar itu penting, tetapi bukan yang paling utama. Yang paling penting adalah yang nyata yang Go-Jek bawa bagi masyarakat luas," jelasnya. [faz]
Read More
Tidak ada komentar