Tangerang - Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Sekarpura II) mencemaskan rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BU...
Tangerang
- Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Sekarpura II) mencemaskan rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membentuk Holding BUMN Penerbangan. AP II nantinya akan masuk ke dalam holding yang direncanakan.
Menanggapi itu, Dirut PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, para karyawan bersama manajemen masih melakukan kajian.
"Mungkin ada pernyataan dari Sekarpura II ya hari ini mereka tidak menolak juga tidak atau belum menerima. Jadi mereka memang masih dengan bersama-sama manajemen melakukan kajian seperti itu," kata dia ditemui di kawasan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Senin (15/4/2019).
Sementara pihak direksi, lanjut dia fokus untuk turut membantu agar rencana pembentukan holding ini mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan.
"Kita fokus untuk kemudian bagaimana holding itu sukses karena itu kan program pemerintah dan juga sesuai blue print dari cetak birunya Kementerian BUMN," ujarnya.
Dibalik itu, dia menilai dibentuknya holding bakal memberi manfaat bagi AP II. Saat ini keuntungan holding juga sedang dalam kajian.
"Jadi konsep holding itu kan adalah bagaimana memperbesar kemampuan baik secara finansial maupun operasi. Terus kemudian hal-hal yang berkaitan dengan percepatan penambahan kapasitas tadi juga bisa dilakukan dengan simplifikasi proses yang kemudian sangat lebih mudah kalau itu diturunkan ke holding," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Sekarpura II Trisna Wijaya mengatakan pihaknya telah mendengar masukan-masukan dari para karyawan. Salah satu yang dikhawatirkan dari pembentukan holding penerbangan, nantinya AP II ini diprivatisasi dan dimasuki pihak asing.
"Jadi karena banyak teman-teman ini yang juga mempelajari sendiri, masing-masing segala macam, contohnya apakah kita ini masih BUMN atau tidak BUMN lagi, apakah ini nanti bisa diprivatisasi oleh swasta asing atau bagaimana," katanya ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (15/4/2019).
Mereka juga khawatir nantinya ada pengurangan karyawan karena holding. Disamping itu ada kekhawatiran kesejahteraan karyawan akan menurun.
(hns/hns)
Read More
Tidak ada komentar